22.11.10

Skema n script

I. SKEMA DAN SCRIPT
Sejauh ini pembahasan kita mengenai pengetahuan umum telah berfokus pada kata, konsep, dan kadang kalimat. Tetapi, proses kognitif kita juga menangani unit-unit pengetahuan yang jauh lebih besar. Contohnya, pengetahuan kita mencakup informasi mengenai situasi biasa, peristiwa, dan “paket” lain dari hal-hal yang kita ketahui. Pengetahuan yang digeneralisasi mengenai situasi atau peristiwa ini dinamakan skema. Contohnya, anda mempunyai skema untuk interior dari sebuah store hardware. Ia mesti mempunyai kunci Inggris, kaleng cat, pipa, dan bola lampu—tetapi bukan buku psikologi, video tape opera, atau nuke ulang tahun.
Teori-teori skema terutama membantu ketika psikolog berusaha menjelaskan bagaimana orang-orang memproses situasi dan peristiwa kompleks. Marilah pertama-tama mempertimbangkan informasi latar belakang mengenai skema dan satu titik terkait yang dinamakan script. Kita akan mempertimbanagkan beberapa bidang penting penelitian.
1.1 Latar Belakang Skema dan Script
Teori skema mengemukakan bahwa orang-orang mengkodekan, dalam memori mereka, informasi “generic” mengenai suatu situasi. Kemudian mereka menggunakan informasi ini untuk memahami dan mengingat contoh-contoh baru dari skema. Secara spesifik, skema memandu pengenalan dan pemahaman kita mengenai contoh-contoh baru dengan memberi harapan atau perkiraan mengenai apa yang akan terjadi. Karena itu skema mengekploitasi pemprosesan dari atas ke bawah (top-down), sebuah prinsip proses-proses kognitif yang ditekankan dalam Tema 5. Skema juga memungkinkan kita untuk memprediksi apa yang akan terjadi dalam suatu situasi baru. Dalam sebagian besar, prediksi-prediksi ini akan benar. Skema adalah heuristic atau aturan umum yang biasanya akurat.
Skema kadang dapat menyesatkan kita, dan membuat kita salah. Tetapi kesalahan-kesalahan ini biasanya masuk akal dalam kerangka skema itu. Konsisten dengan Tema 2, proses-proses kognitif kita umumnya akurat, dan kesalahan-kesalahan kita biasanya rasional.
Konsep skema telah mempunyai sejarah panjang dalam psikologi. Contohnya, karya Piaget dalam 1920-an meneliti skema-skema pada bayi, dan Bartlett (1932) menguji memori untuk skema pada orang dewasa. Skema tidak popular selama era behaviorist, karena menekankan proses-proses kognitif yang tidak terlihat. Tetapi, pakar psikologi kognitif telah melakukan banyak studi mengenai topik ini, sehingga skema adalah istilah standar dalam psikologi kognitif kontemporer (Brewer, 1999).
Satu jenis umum skema adalah script. Script adalah rangkaian sederhana dan terstruktur dengan baik dari peristiwa-peristiwa yang terkait dengan satu kegiatan yang sangat dikenal (Anderson & Conway, 1993; Shank dan Abelson, 1995). Istilah-istilah skema dan script sering digunakan secara saling bertukar. Tetapi, script sesungguhnya adalah istilah yang lebih sempit, dengan merujuk pada serangkaian peristiwa yang terjadi selama satu periode waktu.
Pertimbangkan satu script tipikal, yang menggambarkan rangkaian standar peristiwa-peristiwa yang mungkin diperkirakan seorang konsumen dalam sebuah restaurant (Abelson, 1981; Schank dan Abelson, 1977). “Script restaurant” mencakup peristiwa-peristiwa seperti duduk, melihat menu, memakan makanan, dan membayar rekening. Kita juga dapat mempunyai script untuk pengunjungan ruang praktek dokter gigi, untuk bagaimana sebuah pertemuan dewan harus dilakukan dan bahkan untuk peristiwa-peristiwa yang tidak mempunyai hasil yang kita harapkan. Banyak dari pendidikan awal kita terdiri dari pembelajaran scripts yang diharapkan untuk kita ikuti dalam kultur kita (Schank & Abelson, 1995).
Sekarang marilah mempertimbangkan beberapa riset yang telah dilakukan mengenai script. Kita akan mulai dengan melihat bagaimana dua factor mempengaruhi pengingatan script. Kemudian kita akan bergerak dari kategori spesifik script ke kategori lebih umum skema-skema. Terutama, kita akan menjajaki bagaimana skema beroperasi dalam memori selama proses pemilihan, abstraksi, interpretasi, dan integrasi. Tetapi sebelum anda membaca lebih lanjut, cobalah Demonstrasi 7.5 kita akan membahas implikasinya sejenak.




DEMONSTRASI 7.5
Sifat script
Sumber: alinea yang dikutip didasarkan pada Trafimow & Wyet, 1993.
Bacalah paragraph berikut, yang didasarkan pada sebuah paragraph dari Trafimow dan Wyet (1993):
Setelah melakukan ini, dia menemukan artikel. Kemudian dia berjalan melalui pintu dan mengambil sebuah permen dari sakunya. Berikutnya, dia mendapatkan sejumlah perubahan dan melihat orang yang dia kenal. Kemudian Joe menemukan sebuah mesin dia menyadari bahwa dia telah mengalami sakit kepala ringan. Setelah dia menjajarkan yang asli, Joe memasukkan koin dan mendorong tombol. Kemudian, Joe telah meng-copy potongan kertas itu.
Sekarang kembalilah ke daftar istilah-istilah baru untuk bab 7. Lihat pada kolom pertama istilah-istilah dan tuliskan definisi untuk sebanyak mungkin dari istilah-istilah ini yang anda ketahui, dengan menghabiskan sekitar lima menit pada tugas itu. Kemudian lihat pada paragraph yang berlabel :instruksi lebih lanjut untuk Demonstrasi 7.5”, yang tampak di bagian bawah dari Demonstrasi 7.6

1.2 Faktor-faktor yang Terkait dengan Pengingatan Script
Kita mencatat bahwa satu kategori skema adalah script. Karakteristik penting dari script adalah bahwa script menggambarkan suatu rangkaian peristiwa. Akibatnya setiap script mempunyai satu urutan tipikal dan linier. Riset yang dilakukan mengenai script memperlihatkan bahwa kita mengingat sebuah script secara lebih akurat jika script telah diidentifikasi sebelumnya. Riset juga memperlihatkan bahwa orang-orang umumnya gagal mengapresiasi kesamaan di antara scripts terkait.
Identifikasi script. Trafimow dan Wyer (1993) menemukan bahwa kita dapat mengingat unsur-unsur dalam sebuah script secara jauh lebih akurat jika script itu diidentifikasi secara jelas pada permulaan sebuah uraian. Para peneliti ini mengembangkan empat script, yang masing-masing menggambarkan satu rangkaian biasa tindakan-tindakan: Meng-copy selembar kertas, menguangkan sebuah cek, membuat teh, dan menaiki kendaraan subway. Beberapa rincian yang tidak relevan pada script (seperti mengambil sebuah permen dari saku) juga ditambahkan. Dalam beberapa kasus, peristiwa pengidentifikasian script disajikan pertama. Dalam kasus lainnya, peristiwa pengidentifikasian script disajikan belakangan, seperti dalam kalimat mengenai peng-copy-an potongan kertas dalam Demonstrasi 7.5.
Setelah membaca semua keempat uraian, para partisipan diberi tugas pengisian lima menit, yang mensyaratkan pengingatan nama-nama dari negara-negara bagian AS dan ibu kotanya. Kemudian mereka diminta untuk mengingat peristiwa-peristiwa dari keempat uraian asli. Hasil-hasil untuk paragraph yang memuat enam peristiwa yang terkait dengan script (seperti dalam demonstrasi n7.5) menunjukkan bahwa partisipan mengingat 23% dari peristiwa-peristiwa tersebut ketika peristiwa pengidentifikasian script telah disajikan pertama-tama. Di pihak lain, mereka mengingat hanya 10% ketika peristiwa pengidentifikasian script telah disajikan terakhir. Seperti mungkin anda perkirakan, peristiwa dalam satu rangkaian jauh lebih mudah diingat jika anda dapat mengapresiasi—dari permulaan sekali—bahwa peristiwa-peristiwa ini semuanya adalah bagian dari sebuah script standar. Dengan jenis informasi latar belakang ini, masing-masing peristiwa dalam rangkaian logis.
Mengapresiasi Kesamaan Scripts Terkait. Script adalah abstraksi, prototip dari serangkaian peristiwa yang sama-sama mempunyai satu
Kesamaan pokok. Apakah orang-orang dalam mengapresiasi satu tingkat abstraksi yang bahkan lebih canggih? Artinya, apakah mereka dapat melihat kemiripan di antara dua jenis script yang mempunyai jenis-jenis motif dan hasil yang serupa?
Colleen Seifert dkk (1986) memeriksa episode-episode yang serupa secara tematis. Contohnya, satu episode terjadi dalam situasi akademik. Itu berkenaan dengan Dr. Popoff, yang mengetahui bahwa mahasiswanya Mike tidak senang dengan fasilitas riset. Ketika Dr. Popoff mengetahui bahwa Mike telah diterima pada sebuah universitas saingan, dia cepat menawarkan kepada Mike peralatan riset yang sangat banyak. Tetapi, pada saat itu, Mike telah memutuskan untuk beralih. Episode kedua terjadi dalam situasi romantis. Phil dan sekretarisnya jatuh cinta, tetapi Phil terus menunda untuk meminta dia menikah. Sementara itu, sekretaris itu jatuh cinta dengan seorang akuntan. Ketika Phiol mengetahui itu, dia meminangnya. Tetapi, pada saat itu, dia dan akuntan tersebut sudah sedang membuat rencana bulan madu. Perhatikan bahwa kedua bagian cerita ini mempunyai tema yang sangat mirip.
Seifert dkk menggunakan teknik priming yang digambarkan sebelumnya dalam bab ini. Mereka ingin menemukan apakah para partisipan akan mengenali sebuah kalimat ujian secara lebih cepat jika kalimat itu telah didahului dengan kalimat priming dari cerita yang serupa secara tematis. Jika partisipan mempunyai waktu reaksi yang lebih cepat setelah stimulus priming, maka kita dapat menyimpulkan bahwa mereka menganggap stimulus priming dan stimulus ujian terkait secara konseptual.
Tetapi, hasil-hasil dari studi menunjukkan bahwa waktu respon untuk sebuah kalimat ujian dipermudah oleh kalimat priming hanya jika partisipan telah didesak untuk memberi perhatian pada tema-tema berkurang dalam cerita yang sedang mereka baca. Kalau tidak, orang-orang tidak tampak membuat hubungan di antara kedua cerita. Tampaknya orang-orang tidak secara spontan mendeteksi kesamaan abstrak dalam scripts. Dalam bab 10, kita juga akan melihat bahwa orang-orang tidak secara spontan mendeteksi kesamaan-kesamaan abstrak di antara soal-soal matematika.
Sekarang setelah kita sudah memeriksa jenis skema yang dikenal sebagai script, marilah berpaling pada kategori skema-skema yang lebih umum dan meneliti bagaimana mereka beroperasi dalam beberapa tahap memori (Halba & Hasher 1983, Intraub dkk, 1998). Seperti akan anda lihat skema-skema penting selama kelima komponen memori ini:
1. Selama pemilihan bahan yang akan diingat;
2. Dalam perluasan batas (ketika anda menyimpan suatu adegan dalam memori);
3. selama abstraksi (ketika anda menyimpan makna, tetapi tidak rincian spesifik dari bahan);
4. Selama interpretasi (ketika anda membuat inferensi mengenai bahan); dan
5. Selama integrasi (ketika anda membentuk satu representasi memori dari bahan).
1.3 Skema dan Seleksi Memori
Riset mengenai skema dan pemilihan memori telah menghasilkan temuan-temuan kontradiktif. Kadang orang mengingat bahan paling baik bila konsisten dengan sebuah skema; kadang mereka mengingat bahan paling baik bila tidak konsisten dengan skema. Marilah pertama-tama mempertimbanagkan satu studi klasik yang mendukung memori yang konsisten dengan skema.
Memori yang ditingkatkan untuk Bahan yang Konsisten dengan Skema. Cobalah Demonstrasi 7.6 ketika anda mempunyai kesempatan. Demonstrasi ini didasarkan pada sebuah studi oleh Brewer dan Treyens (1981). Para penulis ini meminta partisipan dalam studi mereka untuk menunggu, satu pada satu waktu, di ruang yang digambarkan dalam demonstrasi. Setiap kali, eksperimen menjelaskan bahwa ini adalah kantornya, dan dia perlu memeriksa laboratorium untuk melihat apakah partisipan sebelumnya telah menyelesaikan eksperimen. Setelah 35 detik, eksperimenter meminta partisipan untuk pindah ke ruang sebelah. Di sini, setiap orang diberi test mengejutkan: ingat segala sesuatu dalam ruangan di mana anda telah menunggu.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang sangat mungkin mengingat objek-objek yang konsisten dengan “skema kantor”—hampir setiap orang mengingat meja, kursi di dekat meja, dan dinding. Tetapi hanya sedikit yang mengingat botol anggur dan teko kopi, dan hanya satu mengingat keranjang picnic. Item-item ini tidak konsisten dengan skema kantor. Selain itu, sejumlah orang “mengingat“ item-item yang tidak ada di ruangan tersebut; contohnya, sembilan mengatakan mereka mengingat buku-buku, walaupun tidak ada yang telah terlihat. Pensuplaian item-item yang konsisten dengan skema ini merupakan kesalahan rekonstruksi yang menarik.

DEMONSTRASI 7.6
Skema dan Memori
Sumber: didasarkan pada Brewer & Treyens, 1981)
Setelah membaca instruksi-instruksi ini, tutup mereka dan sisa teks dalam demonstrasi ini sehingga hanya gambar yang terlihat. Sajikan gambar kepada seorang teman, dengan instruksi,” lihat gambar kantor psikolog ini sejenak.” Setengah menit kemudian tutup buku dan tanya teman anda untuk mencantumkan segala sesuatu yang ada dalam ruangan itu.

[Gambar]
(Instruksi lebih lanjut untuk Demonstrasi 7.5: Sekarang tanpa melihat kembali pada Demonstrasi 7.5, tuliskan cerita dari demonstrasi itu, seakurat mungkin.)



Dalam kasus studi Brewer dan Treyen, orang-orang mengingat informasi yang konsisten dengan :skema kantor”, tetapi perhatikan bahwa orang-orang tidak menyadari bahwa mereka akan diminta untuk mengingat item,-item itu; dengan kata lain, tugas tersebut melibatkan pembelajaran kebetulan. Kondisi pembelajaran kebetulan bisa mendorong kita untuk lebih sembarangan (casual) mengenai pemprosesan objek-objek yang kita lihat. Akibatnya, kita mungkin mengingat objek-objek secara lebih akurat ketika mereka cocok dengan perkiraan-perkiraan kita.
Memori yang ditingkatkan untuk Bahan Yang Tidak Konsisten Dengan Skema. Seperti yang mungkin anda bayangkan, kita kadang menunjukkan ingatan yang lebih baik untuk bahan yang melanggar perkiraan kita. Orang-orang terutama mungkin mengingat bahan yang tidak konsisten dengan skema bila bahan itu semarak, dan bila ia mengganggu skema yang sedang berlangsung. Contohnya, Davidson (1994) menyuruh partisipan untuk membaca beragam cerita, dengan menggambarkan skema-skema terkenal seperti “pergi ke bioskop.” Hasil-hasil menunjukkan bahwa orang-orang terutama mungkin mengingat peristiwa yang menginterupsi cerita yang normal dan diperkirakan. Contohnya, satu cerita menggambarkan wanita bernama Sarah, yang pergi ke bioskop. Para partisipan sangat mungkin mengingat sebuah kalimat yang tidak konsisten dengan skema, seperti “seorang anak berlari-lari di dalam bioskop dan membenturkan kepala ke Sarah.” Di pihak lain, mereka kurang mungkin mengingat kalimat yang konsisten dengan skema, seperti “penjaga pintu menyobek karcis setengah dan memberi kepada mereka potongan karcis”. Secara sepintas, sebelum anda membaca lebih lanjut, cobalah demonstrasi 7 dan 7.8.






DEMONSTRASI 7.7
Memori Untuk Objek
Lihat objek di bawah dengan sangat hati-hati. Kemudian lihat halaman 271, précis di atas empat persegi, di mana anda akan menemukan instruksi lebih lanjut untuk demonstrasi ini.

[gambar]

DEMONSTRASI 7.8
Memori Konstruksi
Sumber: bagian 1 dan 2 dari demonstrasi ini didasarkan pada Jenskin, 1974.
Bagian 1.
Baca masing-masing kalimat, hitung sampai lima, jawab pertanyaan, dan teruskan pada pertanyaan berikutnya.


KALIMAT
Gadis itu memecahkan jendela di beranda
Pohon di halaman depan menaungi orang yang mengisap pipanya.
Kucing, yang berlari dari anjing yang menggonggong, melompat ke atas meja.
Pohon itu tinggi.
Kucing yang berlari dari anjing melompat ke atas meja.
Gadis yang tinggal dekat pintu memecahkan jendela di beranda.
Kucing korengan berlari dari anjing yang menggonggong.
Gadis itu tinggal di dekat pintu.
Pohon itu menaungi orang yang mengisap pipanya.
Kucing korengan melompat ke atas meja.
Gadis yang tinggal dekat pintu memecahkan jendela besar.
Pria itu mengisap pipanya.
Jendela besar berada di beranda.
Pohon tinggi berada di halaman depan.
Kucing melompat ke atas meja.
Pohon tinggi di halaman depan
menaungi pria itu.
Anjing menggonggong.
Jendela itu besar. PERTANYAAN
Memecahkan apa?

Di mana?

Dari apa?

Itu apa?
Ke mana?

Tinggal di mana?

Apa?

Siapa?
Melakukan apa?

Apa yang dilalukan?

Memecahkan apa?

Siapa?
Di mana?
Apa?
Ke mana?
Melakukan apa
Sedang apa?
Apa?


Bagian 2
Tutup kalimat-kalimat di atas. Sekarang baca masing-masing dari kalimat berikut dan putuskan apakah itu kalimat dari daftar dalam bagian 1.


1) Gadis yang tinggal dekat pintu memecahkan jendela
2) Pohon itu berada di halaman depan.
3) Kucing korengan, yang berlari dari anjing yang menggonggong, melompat ke atas meja.
4) Jendela itu berada di beranda.
5) Pohon di halaman depan menaungi pria itu.
6) Kucing berlari dari anjing.
7) Pohon tinggi menaungi pria yang sedang mengisap rokoknya
8) Kucing itu korengan.
9) Garis yang tinggal dekat pintu memecahkan jendela besar di beranda.
10) Pohon tinggi menaungi gadis yang memecahkan jendela itu.
11) Kucing sedang berlari dari anjing yang menggonggong.
12) Gadis itu memecahkan jendela besar.
13) Kucing korengan itu berlari dari anjing yang menggonggong yang melompat ke atas meja.
14) Gadis itu memecahkan jendela besar di beranda.
15) Kucing korengan yang memecahkan jendela di beranda memanjat pohon.
16) Pohon tinggi di halaman depan menaungi pria yang mengisap rokoknya. (Lama_____,baru______)

(Lama_____,baru______)
(Lama_____,baru______)


(Lama_____,baru______)
(Lama_____,baru______)

(Lama_____,baru______)
(Lama_____,baru______)

(Lama_____,baru______)
(Lama_____,baru______)


(Lama_____,baru______)

(Lama_____,baru______)

(Lama_____,baru______)

(Lama_____,baru______)


(Lama_____,baru______)

(Lama_____,baru______)


(Lama_____,baru______)







(Instruksi lebih lanjut untuk demonstrasi 7.7: dalam kotak di bawah, tarik dari memori pemandangan yang anda lihat dalam Demonstrasi 7.7. Jangan lihat kembali pada foto itu!)


Rojahn dan Pettigrew (1992) melakukan sebuah meta-analisis terhadap riset mengenai memori dan skema. Sebagian besar studi yang dicakup dalam meta-analisis tampak memerlukan pembelajaran sengaja intentional learning), yakni situasi di mana orang-orang menyadari bahwa mereka akan diminta untuk mengingat item-item itu. Ketika memori dinilai dari segi ingatan—dalam studi Davidson—orang-orang kemungkinan mengingat bahan yang tidak konsisten dengan skema secara lebih baik dibanding bahan yang konsisten dengan skema. Ketika memori dinilai dari segi pengakuan dan hasil-hasil telah dikoreksi untuk penebakan, bahan yang tidak konsisten dengan skema masih didukung. Tetapi, ketika memori dinilai dari segi pengenalan dan hasil-hasil telah tidak dikoreksi untuk penebakan, bahan yang konsisten dengan skema didukung. Dengan kata lain, jika anda tidak dapat mengingat apakah anda telah melihat sebuah kalimat pada sebuah tes pengenalan mengenai skema film, anda lebih mungkin menebak bahwa anda melihat kalimat mengenai penjaga pintu menyobek tiket dari pada kalimat yang melanggar skema, seperti contoh kita mengenai anak yang bertubrukan dengan wanita itu.
Kenapa kita mesti sering mengingat bahan yang tidak konsisten dengan skema sedemikian akurat? Satu penjelasan yang masuk akal adalah bahwa kita sangat mungkin mengingat bahan yang menarik perhatian dan memerlukan lebih banyak usaha untuk memprosesnya. Dengan pemprosesan mendalam dan yang membutuhkan usaha, kita akan mengingat bahan luar biasa itu.
Status Sekarang Dari Skema dan Pemilihan Memori. Ironisnya, kita tidak dapat menentukan suatu skema yang jelas untuk riset mengenai topik penting ini! Agaknya kita tampak mengingat bahan yang konsisten dengan skema secara lebih akurat jika tugas menggunakan pembelajaran insidentil atau jika memori dinilai melalui pengenalan—tanpa koreksi untuk penebakan. Tetapi dalam sebagian besar kasus pembelajaran sengaja, bahan yang tidak konsisten dengan skema tampak lebih mudah diingat.
1.4 Skema dan Perluasan Batas
Sekarang luangkan sejenak untuk memeriksa objek-objek yang anda gambar untuk Demonstrasi 7.7, dan bandingkan sketsa anda dengan foto asli. Apakah sketsa anda mencakup pinggir bawah dari tutup tong sampah—yang tidak ada dalam foto asli? Apakah sketsa anda menunjukkan lebih banyak latar belakang yang mengitari masing-masing tong sampah, termasuk bagian atas dari pagar piket? Jika demikian, anda telah menunjukkan perluasan batas. Perluasan Batas merujuk pada kecenderungan untuk mengingat telah melihat sebagian besar dari sebuah pemandangan dibanding yang sesungguhnya ditunjukkan. Kita mempunyai skema untuk pemandangan yang digambarkan dalam Demonstrasi 7.7, yang akan kita namakan “pemandangan area sampah halaman8.” Perhatikan bahwa topik-topik lain dalam diskusi skema-skema ini verbal; tetapi dalam perluasan batas bahan visual. Skema-skema kita masih membantu kita mengisi bahan yang hilang selama tugas memori.
Fenomena perluasan batas telah dikaji oleh Helene Intraub dkk. Contohnya, Intraub dan Berkowits (1996) menunjukkan kepada mahasiswa serangkaian slide seperti foto pemandangan sampah dalam Demonstrasi 7.7. Masing-masing slide ditunjukkan secara singkat, selama 15 detik atau kurang. Segera setelah itu, mereka disuruh untuk menggambar dari foto orsinil. Para partisipan secara konsisten menghasilkan sebuah sketsa yang memperluas batas-batas di luar pemandangan yang disajikan dalam foto asli. Akibatnya mereka menunjukkan lebih banyak dari latar belakang yang mengitari gambar sentral, dan mereka juga menggambarkan sebuah gambar lengkap, bukan gambar parsial.
Menurut Intraub dkk (1998), kita memahami sebuah foto dengan mengaktivasi skema perceptual. Skema ini menonjolkan sebuah gambar sentral lengkap dalam foto, dan juga mencakup representasi mental dari informasi visual yang précis di luar batas-batas foto. Intraub dkk mengemukakan bahwa kita juga menggunakan skema-skema perceptual ketika kita melihat pada pemandangan-pemandangan dunia nyata. Contohnya, lihat dari buku anda sekarang dan pertahankan kepala anda diam secara sempurna. Retina anda mendaftar sebuah panorama yang agak besar dari stimulus-stimulus visual. Sekarang tutup mata anda dan cobalah mengingat pemandangan tepat yang anda lihat. Proses-proses kognitif anda barangkali menggambarkan gambar-gambar sentral lengkap, bukan gambar-gambar parsial. Selain itu, proses kognitif anda barangkali memperluas pemandangan bahkan lebih jauh untuk mencakup bahan yang sebenarnya tidak anda lihat.
Perhatikan bagaimana skema beroperasi dalam perluasan batas-batas. Berdasarkan perkiraan-perkiraan kita, kita menciptakan skema –skema perceptual yang meluas di luar pinggir foto dan di luar lingkup retina kita. Secara sepintas, fenomena perluasan batas mempunyai implikasi penting untuk kesaksian saksi mata, sebuah topik yang dibahas dalam bab 4. Saksi mata mungkin mengingat telah melihat bagian-bagian wajah dari seorang tersangka yang sebenarnya tidak terlihat pada pemandangan kejahatan itu (Foley & Foley, 1998).
Ringkasan Seksi :Skema dan Script
1. Skema adalah pengetahuan yang digeneralisasi mengenai suatu situasi atau peristiwa; script adalah rangkaian peristiwa-peristiwa sederhana dan terstruktur dengan baik yang dikaitkan dengan kegiatan yang sangat biasa.
2. Menurut riset mengenai script, kita dapat mengingat unsur-unsur dalam sebuah script secara lebih akurat jika script diidentifikasi pada permulaan. Orang mungkin juga tidak mendeteksi kesamaan abstrak di antara dua script kalau kesamaan tidak ditunjukkan.
3. Skema mungkin beroperasi dalam seleksi memori; contohnya, orang mengingat item-item yang konsisten dengan skema kantor. Tetapi informasi yang tidak konsisten dengan skema sering lebih disukai bila tugas memerlukan pembelajaran sengaja (intensional) dan bila memori dinilai melalui ingatan.
4. Ketika kita mengingat suatu pemandangan, kita sering memperluas batas-batas objek yang sebagian telah tampak dalam pemandangan dengan “mengingat” mereka sebagai objek-objek lengkap.
5. Menurut model memori konstruktif, skema mendorong abstraksi memori, sehingga makna umum dipertahankan, sekalipun rincian pesan asli hilang. Menurut pandangan memori pragmatis, orang-orang dapat mengalihkan perhatian mereka untuk mengingat kata-kata persis—bila kata-kata spesifik benar-benar berpengaruh.
6. Skema mempengaruhi interpretasi dalam memori; orang-orang mungkin menganggap mereka mengingat inferensi yang tidak pernah benar-benar muncul dalam bahan asli. Sayangnya, orang-orang sering “mengingat” inferensi yang tidak benar dari iklan.
7. Skema mendorong representasi terpadu dalam memori; Riset menunjukkan bahwa orang-orang mungkin salah mengingat bahan sehingga lebih konsisten dengan skema mereka, terutama jika ingatan ditunda dan orang-orang melakukan tugas lain pada waktu yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.